Laman

Senin, 25 Januari 2016

Seperti Surga, Pesona Bawah Laut di Pulau Pahawang Lampung


Seperti surga, keindahan pesona bawah laut Pulau Pahawang


Sebuah pesan mampir di halaman FB messenger saya awal tahun 2016. Rupanya undangan untuk mengunjungi obyek wisata Pulau Pahawang di Lampung. Tak pikir panjang, saya langsung menerima undangan spesial itu. Langsung tergambar laut biru nan jernih. Keindahan terumbu karang dan pemandangan luar biasa nan menyegarkan raga. 

Saya memang sangat ingin menikmati surga bahari di Pulau Pahawang. Maklum saja, beberapa teman sudah ke sana dan memamerkan keindahan Pulau Pahawang di akun media sosial.  Bikin iri, eh penasaran. 

Singkat cerita, saya bersama anak sulung dan dua kawan dari Pengurus Pusat AvanzaXenia Indonesia Club (AXIC) bersiap melancong ke Lampung. Kami berangkat Jumat (15/1) dini hari, tepatnya jam 01.30 WIB. Lalu lintas yang lengang di jalan tol Tangerang-Merak, praktis membuat kami cukup cepat tiba di Pelabuhan Merak untuk menyeberang ke Pelabuhan Bakaheuni. 

Menuju Bakaheuni

Lantaran sepi, mobil kami langsung masuk kapal yang siap membawa kami menyeberangi Selat Sunda. Sekitar 2,5 jam kemudian, kami tiba di Pelabuhan Bakaheuni. Waktu menunjukkan jam 6 pagi. Welcome to Lampung yeeesss!!

Setelah sarapan pagi dan rehat sejenak, kami melanjutkan perjalanan ke Grand  Elty Krakatoa di Kalianda, Lampung Selatan. Jaraknya cukup dekat, hanya 30 menit dari Bakaheuni.  Agenda pertama kami Sabtu (16/1) pagi itu adalah family gathering bersama kawan-kawan dari AXIC Cabang Lampung. 

Sambil menunggu kawan-kawan dari AXIC Cabang Lampung, kami bersantai sejenak di halaman resto resort yang menghadap ke laut. Di hadapan kami, hamparan pantai nan indah dengan pemandangan Gunung Krakato yang demikian besar. Seolah menantang kami untuk menaklukkannya he..he....

Ada spot menarik di Grand Elty, berupa jalan dan jembatan yang dibuat menjorok ke laut. Di tengah jalan, ada plang dengan judul Lost Island. Maksudnya apa ya? (mungkin begini maksudnya, jika menginap di Grand Elty, Anda akan dimanjakan dengan segala fasilitasnya nan lengkap termasuk water sport, mulai dari kano, snorkeling, voli pantai, dan lain-lain, sehingga seperti berada di Lost Island, mungkin yaaa). 

Ini dia gerbang Lost Island, dengan latar Gunung Krakatoa, keren ya.


Jembatan di Grand Elty Krakatoa Resort 

Menjelang siang, rombongan AXIC Lampung tiba di kawasan Grand Elty. Sekitar 20 mobil parkir rapi di depan dan sisi kanan lobi Grand Elty. Dengan beralaskan tikar, tapi dengan pemandangan hamparan pantai nan indah dan Gunung Krakatoa di kejauhan,  family gathering bersama kawan-kawan AXIC Lampung begitu bersahaja, tapi akrab. Persaudaraan berbasis kepemilikan mobil ini begitu erat dan hangat (seperti iklan obat gosok nih....)

Makan siang bersama dengan kawan-kawan AXIC Lampung

Menjelang sore, kami ikut rombongan AXIC Lampung ke Bandar Lampung. Sesuai dengan prinsip-prinsip smart driving, konvoi sekitar 20 mobil ini diatur dengan rapi supaya tidak mengganggu pengguna jalan lain. Road captain di posisi terdepan dan sweeper di posisi paling belakang terus mengatur agar jalannya konvoi tertib dan aman. 

Sebelum  ke Bandar Lampung, sesi foto dulu. Saya paling kanan he..he....


Belum begitu jauh konvoi berjalan, tiba-tiba.....(back sound musik seram biar kayak di film2). Ya, malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih, mobil road captain mengalami overheat. Alamaaaak...terpaksa rombongan berhenti untuk melihat kondisi mobil RC.  Setelah utak-atik radiator nggak bisa, akhirnya diputuskan mobil RC diderek hingga ke bengkel di Bandar Lampung. 
Waktu sudah menunjukkan jam 17 sore.  Begitulah indahnya kekeluargaan di AXIC.

Di Bandar Lampung


Menjelang petang, kami tiba di guest house di Bandar Lampung. Dua kamar sudah siap yang dipilihkan oleh kawan AXIC Lampung. Karena capek, kami pun ingin langsung Istirahat. Kan besok harus bangun pagi, apalagi jam 07.00 Om Torro, Ketua AXIC Lampung, datang menjemput. Mau ke mana? Ya, ke Pulau Pahawang lah. Axiiiiicccc (bacanya, asyiiiiikkkk yaaa).

Membawa dua mobil, kami berangkat menuju Dermaga Ketapang, yang berada di Kabupaten Pesawaran, sebelum mengunakan perahu menuju Pulau Pahawang. 

Jarak Bandar Lampung dengan Dermaga Ketapang sebenarnya tidak begitu jauh. Tapi karena jalan menuju dermaga hanya dua lajur dan banyak lubang, kami membutuhkan waktu satu jam lebih untuk sampai ke Dermaga Ketapang. 

Sekitar jam 8.30 lewat, kami yang berjumlah bertujuh  tiba di dermaga Ketapang. Jam segitu terbilang siang di sana, karena kapasitas parkir mobil di dermaga sudah penuh. Saya perkirakan lahan parkir dermaga hanya menampung sekitar 30-40 mobil (ya kira-kira segitu, waktu itu agak bawa kalkulator sih he..he....)

Dermaga Ketapang, tidak dapat parkir waktu itu. Penuh!

Setelah memilih perlengkapan snorkeling; kaca mata, pelampung, dan sepatu katak, kami segera menuju perahu motor yang sudah disewa. Ada satu group lain yang bergabung di perahu kami, sehingga total ada sekitar 17 orang yang ingin memuaskan rasa penasaran snorkeling di Pulau Pahawang.  Oya, perjalanan kami ke Pulau Pahawang dibantu oleh Om Ardy dari Packanki Holiday Lampung.  Orangnya masih muda, tapi jago diving dan motret dalam air.

Menunggu perahu, usai memilih perlengkapan snorkeling



Setelah memilih perlengkapan snorkeling; kaca mata, pelampung, dan sepatu katak, kami segera menuju perahu motor yang sudah disewa. Ada satu group lain yang bergabung di perahu kami, sehingga total ada sekitar 17 orang yang ingin memuaskan rasa penasaran snorkeling di Pulau Pahawang.  Oya, perjalanan kami ke Pulau Pahawang dibantu oleh Om Ardy dari Packanki Holiday Lampung.  Orangnya masih muda, tapi jago diving dan motret dalam air.

Inilah pemandangan saat menuju Pulau Pahawang. Masya Allah!

Pemandangan juga he...he...


Di Pahawang

Tiba-tiba perahu motor kami melaju pelan. Byurrr......awak perahu dengan sigap membuang jangkar. Rupanya kami tiba spot pertama snorkeling di Pulau Kelagian. Kaget campur takjub, pemandangan bawah air tampak jelas dari atas perahu. Kontan semua orang mempersiapkan diri untuk snorkeling. Pelampung diketatkan. Sepatu katak dipasangkan dan kaca mata dikenakan. Meski lengkap dengan peralatan snorkeling, kami masih ragu-ragu untuk langsung nyemplung ke laut. Saking jernihnya air laut, terumbu karang itu kelihatannya sangat jelas.

“Hati-hati jika menginjak terumbu karang. Hati-hati pula, jangan sampai menginjak Bulu Babi yang biasa bersembunyi di terumbu karang,” kata Om Ardi memecah keraguan.

Anak saya yang berumur 13 tahun, sudah tak sabar. Tanpa sepatu katak, dia langsung loncat....petualangan snorkeling pun dimulai. Meski baru pertama kali melakukan snorkleing, saya juga PD, ikutan nyemplung. Hup...hup.....sulap, badan yang berbobot lebih dari 80 kg mengambang di surga Pulau Pahawang. Di spot ini, kami mengibarkan bendera klub AXIC, seru!!!

Langsung nyebur dan mengibarkan bendera AXIC. Niat banget.....


Anak saya, M Sulthan, langsung diving di Pahawang. Padahal baru kali pertama

M Sulthan mulai beraksi

M Sulthan ngaso dulu, istirahat


M Sulthan membersihkan kaca mata snorkeling

M Sulthan siap ber-diving lagi


Yang ini bapaknya M Sulthan, ngak bisa diving he.....he....

Sambil sesekali menyeimbangkan diri, saya asyik snorkeling....dan semakin asyik. Sungguh indah surga bawah laut di Pahawang. Rata-rata terumbu karang masih kondisi baik, sehingga banyak ikan yang bisa saya lihat (lihat saja, tidak bisa pegang, ikannya gesit sih).

Yang paling mudah dilihat adalah ikan zebra, itu kata pemandu wisata kami Om Ardy. Tapi kalau beruntung, saya juga bisa melihat ikan anemon-amphiprion ocellaris, lebih populer dengan nama ikan badut atau Nemo (itu loh tokoh utama film Finding Nemo).Sayang di spot ini saya gagal menemukan ikan Nemo. Penasaran deh!!!

Justru saya berkali-kali melihat ikan Dori, ikan berwarna biru dan hitam yang juga main di film Finding Nemo (saya tidak tahu nama latinnya sih). Di permukaan air, saya juga melihat makhluk laut yang memanjang seperti cacing tapi  transparan seperti ubur-ubur.

Setelah puas snorkeling di spot pertama Pulau Kelagian, kami segera menuju spot kedua dekat Pulau Pahawang Besar. Di spot ini, cukup ramai, saya mencatat ada sekitar sepuluh perahu. Saking ramainya, saya beberapa kali hampir bertabrakan dengan peserta lain. Jika satu kapal membawa rata-rata 10 orang, maka Minggu itu ada 100 orang snorkeling (wow....)

Kata Om Ardy, Pahawang kini menjadi obyek wisata bahari utama di Lampung sejak tiga tahun terakhir. “Setiap akhir pekan, sekitar 50 perahu per hari disewa oleh para wisatawan,” ujar dia. 
Meski ramai, terumbu karang di sini memang lebih indah lagi. Selain letaknya lebih dalam, bentuk terumbunya lebih beragam. Ikannya juga. 

hasil jepretan Om Ardy, keren kan (bukan orangnya ya he..he...)


Di lokasi ini, kami bermain-main dengan ikan zebra, kalau kata orang Pahawang. Caranya, kami meremas-remas roti di dalam telapak tangan dan kontan puluhan ikan zebra segera mendekati rempahan roti....hup dimakan! Senangnya snorkeling dikelilingi ikan zebra. Beberapa kawan termasuk anak sulung pamer keahlian diving di sini.

Waktu hampir menunjukkan jam 14.00. Keasyikan snorkeling di Pahawang nan indah, sungguh melenakan kami. Perut kosong pun hampir lupa diisi. Untuk makan siang, kami mampir di Pulau Pahawang Besar. Kabarnya, Pulau Pahawang Besar dihuni oleh sekitar 1.000 kepala keluarga. Kami pun bersantap siang di bawah pohon rindang dengan pemandangan air laut biru kehijau-hijauan. Sungguh mempesona mata. Kami cukup lama berleha-leha di sini. Main ayunan, main air di pantai, dan merenung (bukan jorok ya) sambil diusap angin pantai sepoi-sepoi. 

Oya, di Pulau Pahawang tersedia homestay jika ingin menginap. Menurut pemandu kami, tarif homestay bervariasi hingga Rp 1 juta dengan kapasitas hingga 10-15 orang. Di pulau ini ada warung makan, termasuk yang menjual kelapa muda,  jadi tidak usah khawatir yang masih lapar.  “Kalau menginap, saya bisa bawa bapak melihat sunset di sini,” kata Ardy menggoda kami. Nantangin nih!

salah satu home stay di Pulau Pahawang Besar, view menghadap ke laut


santai sejenak di Pulau Pahawang Besar, ada rumah pohon tuh

Terpaksa deh main air di Pahawang Besar


Dirasa cukup, kami melanjutkan petualangan. Menuju spot ketiga di Cukuh Bedil dan Gosong Pancong. di spot ini juga tak kalah indahnya. Dan di spot inilah saya akhirnya bisa melihat sendiri ikan badut alias Nemo. Senangnya....bahkan saya sempat berfoto dengan si Nemo. 


Om Torro foto bareng si Nemo, 

anak-anak Om Torro juga foto sama si Nemo

Puas melihat ikan Nemo, saya pun menikmati surga ini dengan cara mengambang saja di laut. Diam di tengah laut, diombang-ambing sambil melihat keindahan surga bawah laut Pulau Pahawang. Setelah puas berleha-leha di sini sambil sesi foto bawah air, pemandu memanggil kami untuk naik ke perahu. 

Rupanya ini akhir dari snorkeling kami di Pahawang. Ah tidaaaaakkkk!!! (menolak, ngak relaaaaa). Belum puas rasanya berada di surga bahari Pahawang. Tak cukup waktu setengah hari menikmati keindahan terumbu karang dan ikan-ikan di sana. 

Setelah semua berkumpul, perahu motor membawa kami kembali ke Dermaga Ketapang. Untuk pulang, kembali ke bumi. Hiksss.......(sedih maksudnya). @MSU

Ini yang namanya Om Ardy, mengibarkan bendera AXIC di dasar Pahawang

Terima kasih Pahawang, 
Terima kasih AXIC Lampung,
Terima kasih Indonesia, negeri bahariku yang indah  


Biaya snorkeling  ke Pahawang (menggunakan kendaraan pribadi)

1. Biaya tol Tangerang-Merak Rp 41.500 (mobil golongan I)
2. Biaya penyeberangan Merak-Bakauheni Rp 328.000
3. Biaya paket snorkeling Pahawang Rp 180.000 per orang, sudah termasuk biaya sewa perahu, makan siang, peralatan snorkeling, dan foto underwater
4. Biaya parkir mobil di dermaga Ketapang Rp 10.000 per hari
5. Belum termasuk biaya hotel dan makan 

Tips dan Trik Snorkeling di Pahawang

1. Istirahat dan sarapan yang cukup sebelum snorkeling karena cukup menguras stamina
2. Bawa perlengkapan secukupnya di tas kecil, termasuk makanan kecil jika iseng selama di perahu
3. Bawa perlengkapan mandi untuk bilas, meski di Dermaga Ketapang banyak toko kelontong sih
4. Siapkan baju renang/selam lengan panjang supaya kulit tidak merah akibat terik matahari
5. Sebelum mencebur ke laut, pastikan pelampung terikat erat di badan. Tujuannya supaya badan mudah mengambang di laut 
6. Jangan panik buat yang pertama  kali snorkeling di laut, Anda pasti mengambang kok di laut asal memasang pelampung dengan benar
7. Pasang kacamata snorkeling dengan benar supaya mata dan hidung tidak kemasukan air laut